Posted by : Unknown
Saturday, September 27, 2014
... ada cerita tentang masa yang indah, saat kita berduka,
saat kita tertawa..
Akhirnya selesai juga petualanganku di 'kota Harapan', dan
sungguh berat rasanya diriku meninggalkan Magelang.
Tak kusangka, kota ini tampak begitu indah di benak saya. Berjuta
kenangan, beribu cerita, tertulis disana..
3 bulan yang lalu, suasana kampus mendadak begitu bergejolak.
Hari itu, semua mahasiswa Unnes yang berlatarbelakang
kependidikan, dipersilakan untuk memilih sekolah sebagai tempat latihan.
Ya, dapat dibilang, hari itu merupakan hari yang menentukan
untuk menjalani 'kehidupan' selama 3 bulan kedepan.
Ketika saya, bu Tunjung, bu Lissay & pak Widi dilanda
kegalauan, dan harus menentukan sekolah mana sebagai tempat tujuan.
Singkatnya, kami berdelapan (4 orang nantinya akan PPL di
SMPN 2) mendapat saran dari dosen untuk PPL diluar Semarang.
Hanya ada dua masukkan, tidak lain tidak bukan adalah SMP N 1
dan SMP N 2 Magelang.
Kami berempat akhirnya mengalah.. Ya, benar sekali, SMP
Negeri 1 Magelang menjadi pilihan..
Jujur, awalnya kami merasa rendah diri akan tempat yang kami
tuju.
Tentang SMP N 1 Magelang yang terkenal akan prestasi2nya, dan
kisah heroik rantai kentjana yang begitu melegenda.
Tapi, dengan tekad kuat dan niat yang mantap, kami beranikan
diri tuk mencoba, menepis segala keraguan yang ada..
Bergabung bersama mahasiswa lain dari berbagai jurusan,
melebur dalam satu kesatuan, tercipta harmoni tim PPL yang kuat luar-dalam..
Didalam tim, pastilah ada seorang pemimpin. Siapa dia?? Dia
merupakan PPL terkocak versi PPL awards (pilihan para siswa SMPN 1),
Ya, dialah pak Fahmi, lelaki asal Pemalang, yang kecanduan
makan mie & suka berpetualang..
Ada bu Arum & bu Laeli dari bahasa Indonesia..
ada miss Selma 'n miss Annis dari bahasa Inggris..
ada bu Manik & bu Linda dari Biologi..
ada saya, bu Tunjung, bu Lissay & pak Widi dari IPA..
ada pak Fahmi & bu Kiki dari PKn..
dan juga ada pak Asdi, pak Dewa & pak Joko dari
Olahraga..
Kebersamaan ini pasti akan terkenang sampai nanti sampai
mati,,
______
Kebiasaan baru pun terbentuk,
yang kalo masih di Semarang, sarapan pagi gak jelas kapan dan
dimana,
sekarang, sudah menjadi takdir sepertinya..
Ya, Kos Ijo, dengan nasi anget dan aneka lauk yang menggoda,
lezat, bergizi, dan murah pula..
Bu hj. Yanti, ya, beliaulah yang dengan jiwa mudanya memasak
dengan menu yang berbeda tiap hari..
Tiap jam 6 pagi, waktu yang sudah tidak bisa diganggu-gugat
lagi untuk mengisi energi.
Setelah perut terisi..
Kami berangkat ke sekolah untuk berlatih menjadi guru sejati,
guru pemberi inspirasi.
Kemudian, yang paling berkesan, ialah berdiri di depan pintu
gerbang untuk menyalami siswa-siswi.
Hal itu membuat ikatan batin semakin erat diantara kami.
Minggu, 21 September 2014
Hari ini ada bedah buku "Sang Patriot" dan
teatrikal "Rantai Kentjana",
mengambil setting di Aula dan di halaman sekolah yang disulap
layaknya medan perang di tahun 45.
Pagi itu diawali teatrikal yang diperankan oleh siswa dan
juga para komunitas pegiat sejarah dari berbagai daerah.
Ada yang dari Magelang sendiri tentunya, ditambah dari
Semarang, Jogja, dan Surakarta.
Bahkan, komunitas dari Surabaya pun rela datang untuk
memberikan gambaran nyata mengenai tegangnya suasana tuk merebut kemerdekaan
Indonesia.
Acara pertama itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya. Tapi,
dengan alur cerita, akting siswa, aneka pernak-pernik yang menghias disana,
serta suara petasan yang memekakkan telinga, membuat waktu 20
menit itu tak terasa. Teatrikal itu sendiri diakhiri dengan pengibaran bendera
pusaka, merah-putih pastinya.
Berselang beberapa menit kemudian, acara kedua dimulai..
Panitia mulai menata diri untuk membagikan lembaran tentang
info sejarah, pin maupun gantungan kunci bertemakan kemerdekaan RI.
Pembedah buku, sekaligus penulis dari buku Sang Patriot,
dengan senyum indahnya menyapa para peserta (mulai dari siswa, guru, bahkan
para saksi sejarah yang kini sudah lanjut usia).
Di akhir acara, ada pembagian door-prize rupanya..
Dengan penuh keberuntungan, aku menjawab pertanyaan yang
dilontarkan mba , "ada berapa jenis cinta yang tertulis dalam novel
ini?"
dengan semangat, aku langsung mengacungkan jari.
"Iya kamu, yang memakai jas kuning, silakan maju ke
depan.." ajak beliau.
Aku pun maju, menjawab dengan pengetahuanku seadanya (belum
baca novelnya :/),
"Cinta kepada Tuhan, kepada sesama, tanah air, dan
lingkungan.." jawabku.
"Em, boleh juga jawabannya.." kata beliau.
"Ini terimalah, novel gratis dari penulis khusus buat kamu, mas.."
Sungguh senang rasanya hari itu..
... tak lupa, foto dengan bu Yayuk menjadi penutup
kebersamaan kita,
... pulang ke kos, menikmati snack sambil membaca novel baru,
wah asyiknya,,
Minggu, 5 Oktober 2014
Idul Adha', momen dimana penyembelihan hewan kurban,
dilaksanakan.
Momen dimana kaum papa mengantri seplastik daging, untuk
dibawa ke rumah dan dimakan (dimasak dulu gan..),
Paginya, suasana sekolah mulai ramai,
Kami (para PPL) pun turut serta berbaur dalam suasana yang
penuh barokah ini.
Mulai dari solat ied bersama warga sekolah, mendengarkan
khutbah, mempersiapkan alat masak, sarapan bersama, dan meracik rempah-rempah..
Kami gundah, menunggu si sapi yang sampai jam setengah
sepuluh, belum juga datang ke sekolah..
Sapi pun datang, dan langsung dibawa ke area pemotongan,
tepatnya di sebuah taman,, di belakang ruang musik dan agak jauh dari kolam
ikan.
Algojo datang, siswapun bergerumul mendekati sapi.
Rabu, 28 Oktober 2014
Hari ini, hari yang penuh dengan air mata,
Hari terakhir menyalami para siswa, hari terakhir mengabdi di
SMP N 1 tercinta..
Setelah dzuhur, sekitar jam 1 siang. Pesta perpisahan dimulai.
Siswa sudah duduk bersila di lantai aula, beralaskan karpet
yang dipinjam dari musholla.
Penampilan pertama disambut oleh iringan musik khas Jawa, pak
Mu'in langsung menjadi dirijennya..
Selanjutnya, ada Angel & Nina, mereka perform dance
Korea, sungguh berbakat, smooth gerakkannya, compatible dengan backsound-nya..
Tibalah giliran kita, untuk unjuk kebolehan..
Musikpun diputar oleh sang operator..
Soran bushi menjadi tarian di segmen pertama kita, dipimpin
Thomas-kun yang pada awalnya masih grogi, jadi salah akhirnya yang
mengikutinya..
Musik terpaksa diulang..
Kali ini insting Thomas-kun sudah pas dengan musiknya, kita
mengikuti gerakannya..
どくしょ ,, どくしょ.. そらん,, どくしょ
Fortune Cookie menjadi dance di segmen kedua kita, dipimpin
langsung oleh Rafi-kun, dibelakangnya ada Maria-chan & Dinda-chan, sebagai
penyeimbang gerakan..
Musik mengalir begitu ceria, seakan menghipnotis para
penonton tuk menikmati lagunya dan mengikuti tiap gerakan imutnya..
"come on, come on, come on baby,
うらなて よ
恋する fortune cookie,
みらい は そんあ まるく わいよ
hey hey hey..
Seusai ngedance, tak disangka, ada sebuah film pendek yang
dibuat member JC. Kita larut dalam suasana penuh kenangan, kebersamaan, dan
kehangatan..
Ada surprise lagi, mereka ngasih kenang2an.. Tunjung sensei
tak kuasa menangis haru. Aku pun demikian, tapi aku tahan,, cukup hati ini yang
tahu. Bahwa sensei sayang sama minnasan ;)
ありがとう ございました